
Plt. Sekda, Leonard S. Ampung, pimpin Apel Hari Lingkungan Hidup se-Dunia
Palangka Raya, cakra.co.id – Plt. Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Leonard S. Ampung memimpin Apel Bersama dan Sarasehan Peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia, yang digelar di Kantor Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalteng, Rabu (11/6/2025).
Membacakan sambutan Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Plt. Sekda Leonard S. Ampung mengatakan peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia ini bukan hanya seremoni tahunan, melainkan panggilan moral, seruan aksi kolektif, dan momentum penyadaran bersama.
“Tema Hentikan Polusi Plastik bukan sekadar slogan. Ini wujud tanggung jawab kita menjawab tantangan utama ancaman planet yang meliputi perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi. Ketiganya saling berkaitan, dan polusi plastik adalah simbol sekaligus akibat dari cara hidup yang tak berkelanjutan,” ujarnya.
Ia menyatakan bahwa polusi plastik adalah bom waktu ekologis, dimana dunia saat ini memproduksi lebih dari 400 juta ton plastik setiap tahun.
“Namun hanya kurang dari sepuluh persen yang berhasil didaur ulang. Sisanya mencemari tanah, sungai, laut, dan bahkan telah terdeteksi dalam rantai makanan manusia,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa total timbulan sampah di Indonesia tahun 2023 mencapai 56,6 juta ton, di mana sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20 persen adalah sampah plastik.
“Ironisnya, hanya 39,01 persen yang terkelola secara layak, sementara sisanya berakhir di TPA open dumping, dibakar terbuka, atau mencemari lingkungan. Tanpa upaya luar biasa, pada tahun 2028, seluruh TPA di Indonesia diproyeksikan akan penuh dan tidak lagi mampu menampung sampah,” imbuhnya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa Pemerintah Indonesia telah menegaskan target besar 100 persen pengelolaan sampah pada tahun 2029.
“Pada Agustus mendatang Indonesia akan hadir dalam forum INC-5.2 di Jenewa, perundingan terakhir penyusunan konvensi global yang mengikat secara hukum untuk menghentikan polusi plastik. Kami mendorong keadilan lingkungan, akuntabilitas produsen global, dan dukungan nyata bagi negara berkembang. Indonesia hadir bukan sebagai korban pencemaran global, tetapi sebagai pemimpin solusi,” tuturnya.
Ia berharap kepada generasi muda untuk menjadi pelopor gaya hidup minim plastik, dengan membawa botol minum sendiri, menolak sedotan plastik, menggunakan tas belanja sendiri, memilih produk lokal yang berkelanjutan, serta aktif mengajak rekan sejawat untuk mulai mengelola sampah, dan mengedukasi lingkungan melalui media sosial.
“Setiap langkah kecil (memilah sampah, menolak plastik sekali pakai, memilih produk ramah lingkungan) akan menciptakan gelombang perubahan besar,” tukasnya. (Red)