
Tapanuli Tengah (Barus), Cakra.co.id – Bupati Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) Masinton Pasaribu, SH, MH, didampingi Wakil Bupati Mahmud Efendi Lubis bersama Forkopimda, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, menggelar rapat koordinas keharmonisan toleransi beragama, dilaksanakan di GOR Barus, Sabtu (20/09/2025).
Masinton Pasaribu dalam sambutannya menjelaskan, perbedaan antar umat beragama di Indonesia terutama di Kabupaten Tapteng sudah menjadi kekuatan tersendiri yang harus dijaga.
Ia menambahkan, keberagaman suku dan agama adalah bentuk Kebhinekaan di Tapanuli Tengah.
Sedari dulu, lanjutnya, keberagaman ini menjadi pondasi Tapteng yang tidak tergoyahkan, walau diterpa isu di luar sana, kerukunan ditapteng tidak tergoyahkan sebab kita Masih bersaudara.
“Kenapa hari ini kita hadir disini, karena kemarin saya mendapatkan informasi tentang pelarangan pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H/2025 M di Kecamatan Barus ini. Saya nyatakan, jangan rusak toleransi di Kabupaten Tapanuli Tengah, Maulid Nabi 1447 H akan tetap terlaksana,” tegas Bupati Tapteng Masinton Pasaribu.
Bupati Tapteng sudah menyampaikan kepada Camat Barus, Maulid Nabi 1447 H tetap akan di gelar. Jangan ada benih-benih intoleransi di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, terkhusus di Kecamatan Barus. Penting diketahui, Kota Barus adalah titik nol Peradaban Agama di Nusantara, keberagaman ini adalah warisan nenek moyang sedari dulu.
“Kita hadir di sini mengukuhkan dan komitmen untuk menjaga kemajemukan, menjaga keberagaman. Tidak boleh ada sejengkal pun di tanah Tapanuli Tengah terjadi aksi-aksi pelarangan, apalagi dalam pelaksanaan baik kegiatan keagamaan, kebudayaan, kepercayaan, maupun kegiatan masyarakat lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan Dasar Negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,”tandasnya.
Masih Bupati, terkait berita intimidasi kepanitiaan Maulid Nabi yang terjadi kemarin, kita hadirkan Negara menjamin kebebasan, kita berkeyakinan sesuai dengan Undang-Undang dan Konstitusi. Hak Asasi Manusia juga menjamin penyelenggaraan berbagai kegiatan, baik kegiatan kebudayaan, kegiatan keagamaan, berkeyakinan, dan kegiatan kemasyarakatan.
Kepada Camat, tidak ada penolakan apapun, apalagi berkaitan dengan keagamaan. Kegiatan keagamaan nanti diselenggarakan kembali, Negara menjamin baik melalui Pemerintah, TNI, Polri dari gangguan siapa pun itu.
Pada awal abad Masehi kakek dan nenek moyang kita, leluhur kita di Tapanuli Tengah itu telah melakukan interaksi perdagangan dari berbagai suku bangsa di dunia ini. Jadi, toleransinya sudah tinggi, bisa menerima bangsa India, bisa menerima bangsa Timur Tengah dari Arab, bisa menerima bangsa Persia, bisa menerima bangsa Mongol, Cina dan lain sebagainya. Jadi itulah yang perlu kita tiru dan contoh dan kita wariskan.
Kebudayaan, keberagaman, penghormatan terhadap perbedaan yang sudah dilaksanakan oleh leluhur kita di Tapanuli Tengah ini. Tapanuli Tengah adalah salah satu wilayah di Nusantara yang menjadi titik temu peradaban kebudayaan dari berbagai benua, Islam, Kristen, Budha, Hindu, Aliran Kepercayaan.
“Kepada masyarakat kami menghimbau agar menjaga kekondusifan. Kejadian ini awal dan terakhir terjadi di bumi Tapteng, silahkan laksanakan kegiatan apapun, intinya tidak bertentangan dengan undang undang,” tutupnya. Riemember